Pesona wisata lokal "jalan baru" yang berada di sekitar daerah Pudun Jae Padangsidimpuan Tenggara, 5 tahun terakhir ini, telah menjadi fenomena tersendiri bagi masyarakat Kota Padangsidimpuan.
Terlepas dari berbagai kontra versi pendapat tentang daerah tersebut, yang pasti daya tarik jalan baru bisa saja disebut sebagai Daerah Tujuan Wisata (DTW) lokal atau hanya sekedar tempat rileks? Sebab,
sepanjang perjalanan sejarah, daerah-daerah tujuan wisata yang bersifat permanen? Sepertinya sulit ditemukan di kota yang sudah memiliki 200.000 jiwa lebih ini.
Dahulu, kenang Ade Irsan Siregar, bahwa yang namanya tempat-tempat hiburan di kota Padangsidimpuan pada hari-hari libur tertentu hanya menonton di Bioskop Horas atau Bioskop Presiden maupun Bioskop Rajawali. Di luar itu, baru mencari tempat-tempat pemandian dari berbagai alur sungai yang ada di sekitar Kota padangsidimpuan. Sebut saja tempat pemandian di Tanggal sitamiang, Batu Tippul di Padang matinggi, Aek Sibottar dan Aek Sikotcot di Ujung Padang dan sebagainya.
Kini, semua tempat-tempat tujuan wisata lokal 30 puluhan tahun yang lalu? tinggal kenangan. Namun pasca 5 tahun terakhir ini, semenjak dibukanya jalan tembus atau jalan lingkar kota Padangsidimpuan selaku jalan nasional, seperti jamur tumbuh dimusim hujan, para pedagang pengusaha pondok makanan & minuman berciri khas, Jagung, air kelapa muda dan Kopi Takar seolah melihat prosfek bisnis itu sebagai salah satu bisnis yang menjajikan di Kota Padangsidimpuan. Kata Ade Irsan lagi menjelaskan.
Disisi lain, Ade Irsan yang kini tinggal di Kota Medan ini, malah berpandangan bahwa potensi pengembangan wisata jalan baru harus ditata pemerintah kota Padangsidimpuan sebagai pusat jajanan & oleh-oleh Kota Padangsidimpuan. Selaini bisa mewujudkan berbagai hal yg positif? juga bisa meningkatkan PAD kota Salak. Kata Ade yakin. (XXX)