SIDIMPUAN – Puluhan warga Desa Batubola, Kecamatan
Angkola Julu, Kota Padangsidimpuan, memblokir jalan akses ke lokasi
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Batubola, Rabu (6/8).
Mereka
menuntut pihak Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Psp mengatasi kabut
asap yang terjadi akibat pembakaran gunungan sampah di TPA Batubola.
Warga juga menuntut melakukan fogging
dan penyemprotan sebagai usaha
untuk menghambat penyebaran lalat dan kuman sumber penyakit.
Koordiantor
Aksi Abdul Rahim Pohan mewakili asapirasi warga mengatakan, dampak
negatif TPA Batubola terhadap lingkungan sangat jelas, dengan posisi TPA
yang tepat berada di atas Hulu Sungai Batang Ayumi.
“Selain
dampak lingkungan kepada Sungai Batang Ayumi, asap pembakaran sangat
berpengaruh bagi kesehatan pernapasan penduduk Batubola yang banyak
menderita infeksi saluran pernapasan akut (ISPA),” tegasnya. Dalam
aksi blokir tersebut, Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Psp
diwakili Kabid Kebersihan Dori Padonna mengajak warga berunding.
Perundingan tersebut difasilitasi Kapolsek Batunadua AKP M Nababan.Dalam pertemuan itu, Kapolsek Batunadua AKP M Nababan menegaskan, kedua belah pihak membuat kesepakatan untuk selanjutnya menyusun Momerandum of Understnading (MoU). “Bagaimana permintaan warga dan bagaimana persetujuan Dinas Kebersihan. Saya pikir, perlu disusun segera MoU, ke depannya bagaimana kelanjutan TPA ini untuk beroperasi,” katanya menengahi perundingan.
Dalam perundingan bersama, Rahim menegasakan supaya pihak Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Psp akan memadamkan api serta fogging dan membersihkan sampah yang meluber hingga ke badan jalan dan tanah warga.
“Supaya truk sampah bisa masuk ke TPA, pihak dinas kebersihan harus memadamkan api yang menimbulkan kabut asap, lalu sampah difogging serta dibersihkan dari luar areal TPA, apabila memang masih punya itikad baik. Selanjutnya, mungkin besok (hari ini) kita (semua pihak,red) akan segera menyusun Mou untuk permasalahan TPA yang sudah berlangsung cukup lama ini,” tandasnya.
Kabid Kebersihan mewaili Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Psp Dori Padonna menambahkan, pihaknya akan mengerahkan mobil pemadam kebakaran untuk mengurangi asap di TPA dan alat berat untuk membersihkan sampah yang meluber, agar truk sampah yang terhambat supaya segera bisa masuk.
“Kita setuju, kalau memang harus menyiram sampah dan membersihkan yang meluber keluar, supaya truk sampah hari ini bisa masuk buang sampah ke TPA. Dan, hari ini juga kita akan kerahkan truk pemdam dan alat berat untuk mengatasinya. Untuk MoU, kita akan susun di kantor Dinas Kebersihan,” sambutnya.
Berselang tiga jam atau sekira pukul 13.00 WIB, warga kembali mengahadang truk sampah sebelum sampai di TPA. Pasalnya, kesepakatan dengan warga, Dinas Kebersihan yang harus memadamkan api dan fogging sampah serta membersihkan sampah yang meluber belum terlaksana sepenuhnya. Akibatnya warga menghentikan belasan truk sampah di jalan menuju TPA dan harus putar kepala dan menunggu kesepakatan yang masih berlangsung.
Sekeretaris Dinas Kebersihan dan Pertamanan Safaruddin Harahap yang hadir mengatakan, sumber api yang sudah berada pada dasar tumpukan sampah tidak mungkin untuk dipadamkan dalam tempo sehari.
“Pemadaman api ini tidak mungkin bisa dalam waktu sehari, karena sumber api yang sudah menjalar hingga ke dasar tumpukan sampah. Akan tetapi untuk meminimalisi asap kita sudah usahakan, dan penggesaran sampah yang meluber pun sudah. Makanya truk sampah bisa kita masukkan,” jelasnya.
Ia juga mengakui, masa opersai TPA Batubola sudah berakhir. Untuk TPA lainnya Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Psp belum siap menyediakan. “Kalau TPA ini memang tanah milik Pemko, tetapi masa operasinya sebagai TPA memang sudah berakhir. Kita sudah menyiapkan lahan yang baru, hanya saja kita masih menunggu persetujuan warga sekitar,” ujarnya.
Sebelumnya, seorang tokoh masyarakat Desa Batubola Arman mengatakan, kesepakatan sebelumnya belum terlaksana, untuk itu truk sampah belum bisa diperbolehkan masuk ke TPA untuk membuang sampah.
“Sebelumnya sudah disepakati bersama, harus ada pemadaman api dan harus ada penggeseran sampah yang meluber. Nah, sekarang semuanya belum terlaksana, bagaimana mereka mau membuang sampah,” ucapnya sembari mengarahkan truk sampah supaya balik arah. (mag 01)
/METROSIANTAR.com / TEKS/PHOTO/ (Samman Pohan/Metro Tabagsel)






